Hari Ibu
Harini 23 desember 2009, hampir penghujung tahun.... Bangun pagi-pagi karena cici mau kerja, jadi ikutan bangun deh... Sebenernya mau menikmati tidur sampe siang, tapi ga bisa hehehehhe...
Kalo malam panas biasanya aku punya kebiasaan jelek, yaitu garuk garuk.... Panas bikin gerah, tangan semua berkeringat n jadi gatal... Maka dengan hebatnya jariku langsung menggaruk bagian tangan ku yang gatal.. Alhasil sekarang tanganku jadi berwarna merah seperti dicakar kucing..
Huh.. parah... Tapi masih untung ga digaruk di muka.. bisa-bisa mukaku bertato nantinya huakakakkakakkaka.... Gimana sih cara menghilangkan kebiasaan aneh ni?? Bingung sendiri...
Besok tanggal 24 Desember, aku mo pulang kampung.... asiknya... setelah satu semester kuliah ga pulang-pulang sekaranglah saatnya... Semester kali ini benar-benar mempunyai cerita yang sangat panjang dibanding semester-semester sebelumnya....
Berbagai hal terjadi terutama tentang tugas yang ahujubile buanyaknya, masa-masa sibuk, msa-masa debat, masa-masa sedih, dan tentunya masa-masa senang & gokil..... Rame rame rame, berbagai rasa.....
Hari selasa yang lalu tepatnya tanggal 15 Desember 2009... Seorang dosenku bernama Ibu Rubiana Soeboer meninggal dunia... Sangat tidak disangka beliau akan meninggal secepat itu... Terkadang saya mengingat bagaimana Ibu memberikan perkuliahannya (yang saya ambil juga di semester ini), bagaimana cara dia menjelaskan, tertawa dan sebagainya...
Kemarin tanggal 22 Desember, merupakan hari Ibu... pagi-pagi menelpon mama untuk mengucapkan terima kasih karena telah membesarkan saya dan cici, telah menjaga kami, dan tidak lupa mengucapkan, "aku sayang mama." Hampir menetes air mataku ketika mengucapkan hal tersebut, Kenapa? karena pada saat mengucapkan itu, aku teringat akan pho-pho (mamanya mama) yang baru saja berpulang ke yang Kuasa pada liburan semesterku sebelumnya(Juli 2009)... Aku berpikir, mama pasti akan sedih pada saat itu, aku bisa membayangkan ketika pada Hari Ibu, bagaimana bila kita tidak dapat mengucapkan terima kasih pada mereka yang telah merawat kita.... Pasti akan sangat sedih...
Terkadang dengan perasaan kehilangan ini membuatku bertanya, (seperti pemikiran dan pertanyaan Sang Buddha Sidharta Gautama) "Mengapa harus ada kematian? Mengapa harus ada duka?" Mungkin sekarang akan hanya bisa dijawab dengan, "Karena itu merupakan rantai kehidupan (lahir, tumbuh, sehat, sakit, tua, meninggal...)." Dan kita tidak akan pernah lepas dari roda kehidupan tersebut... Pertanyaan yang sulit untuk dicerna dalam kehidupan yang singkat ini....
"Terkadang kita benar-benar tidak menyadari bahwa kita akan berpisah dengan seseorang, namun akan sangat terasa bila hal itu terjadi di dekat kita, dan kemudian kita akan menyadari berapa berharganya waktu kita sekarang bersama orang yang kita sayangi."
0 komentar:
Posting Komentar