Belajar
Salah satu karakteristik yang membedakan manusia dari makhluk lainnya adalah kapasitasnya untuk belajar. Dapat dikatakan bahwa tingkat kemajuan yang diraih oleh seseorang sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam menerima pelajaran. Belajar berarti berusaha untuk mempelajari hal-hal baru, memahami, dan menerapkannya, sehingga perilaku kita juga dapat berubah dengan adanya pembelajaran. Jadi, hasil belajar biasanya berarti adanya perubahan perilaku pada individu yang telah belajar (Siagan, 2004).
Contohnya, keponakanku karena masih kecil, sering meminta sesuatu menggunakan tangan kiri, kemudian ibunya berkata padanya untuk tidak menggunakan tangan kiri, dan harus menggunakan tangan manis yaitu tangan kanan... Dia akan dipuji bila dapat menggunakan tangan kanannya bila meminta sesuatu. Dia juga diajarkan untuk mengucapkan terima kasih setelah diberi apa yang dimintanya. Setelah mengajarkannya secara berulang-ulang, akhirnya keponakanku belajar untuk meminta dengan tangan kanan dan mengucapkan terima kasih setelah diberi sesuatu.
Dalam belajar terdapat dua conditioning yang biasanya sengaja maupun tidak sengaja diterapkan. Pertama adalah classical conditioning dan yang kedua adalah operant conditioning (Siagan, 2004). Classical conditioning pertama kali diterapkan oleh Ivan P. Pavlov. Adanya suatu kebiasaan tertentu, yang dapat membuat prilaku yang sama muncul dan akan berubah perilakunya ketika kebiasaan itu dihilangkan. Contohnya, ketika seorang anak mendapatkan hadiah dan diapun menjadi senang. Ketika dia diberi kelereng, dia bersikap biasa saja. Ketika dia diberi kelereng dan hadiah, dia merasa senang. Akhirnya ketika dia hanya diberi penapun dia menjadi senang karena dia berpikir bahwa dengan diberi pena, maka hadiah pun akan didapatkannya. Namun, lama kelamaan dia hanya mendapat pena dan tidak mendapatkan hadiah, maka diapun akan kembali bersikap biasa saja dengan pena tersebut.
Tipe operant conditioning mengetengahkan bahwa perilaku seseorang merupakan konsekuensi perilaku tersebut. Artinya dalam proses belajar, seseorang akan cenderung berperilaku tertentu guna memperoleh apa yang diinginkannya (konsekuensi positif) atau untuk mencegah suatu konsekuensi negatif yang akan diterimanya (Siagan, 2004). Operant conditioning pertama kali ditemukan oleh Burrhus F. Skinner. Contohnya, seorang anak mendapatkan nilai yang bagus maka kemudian dia diberi pujian. Bila dia mendapatkan nilai yang jelek, maka akan dihukum. Oleh karena itu dia berusaha untuk terus mendapat nilai yang bagus.
Contohnya, keponakanku karena masih kecil, sering meminta sesuatu menggunakan tangan kiri, kemudian ibunya berkata padanya untuk tidak menggunakan tangan kiri, dan harus menggunakan tangan manis yaitu tangan kanan... Dia akan dipuji bila dapat menggunakan tangan kanannya bila meminta sesuatu. Dia juga diajarkan untuk mengucapkan terima kasih setelah diberi apa yang dimintanya. Setelah mengajarkannya secara berulang-ulang, akhirnya keponakanku belajar untuk meminta dengan tangan kanan dan mengucapkan terima kasih setelah diberi sesuatu.
gambar
Dalam belajar terdapat dua conditioning yang biasanya sengaja maupun tidak sengaja diterapkan. Pertama adalah classical conditioning dan yang kedua adalah operant conditioning (Siagan, 2004). Classical conditioning pertama kali diterapkan oleh Ivan P. Pavlov. Adanya suatu kebiasaan tertentu, yang dapat membuat prilaku yang sama muncul dan akan berubah perilakunya ketika kebiasaan itu dihilangkan. Contohnya, ketika seorang anak mendapatkan hadiah dan diapun menjadi senang. Ketika dia diberi kelereng, dia bersikap biasa saja. Ketika dia diberi kelereng dan hadiah, dia merasa senang. Akhirnya ketika dia hanya diberi penapun dia menjadi senang karena dia berpikir bahwa dengan diberi pena, maka hadiah pun akan didapatkannya. Namun, lama kelamaan dia hanya mendapat pena dan tidak mendapatkan hadiah, maka diapun akan kembali bersikap biasa saja dengan pena tersebut.
Tipe operant conditioning mengetengahkan bahwa perilaku seseorang merupakan konsekuensi perilaku tersebut. Artinya dalam proses belajar, seseorang akan cenderung berperilaku tertentu guna memperoleh apa yang diinginkannya (konsekuensi positif) atau untuk mencegah suatu konsekuensi negatif yang akan diterimanya (Siagan, 2004). Operant conditioning pertama kali ditemukan oleh Burrhus F. Skinner. Contohnya, seorang anak mendapatkan nilai yang bagus maka kemudian dia diberi pujian. Bila dia mendapatkan nilai yang jelek, maka akan dihukum. Oleh karena itu dia berusaha untuk terus mendapat nilai yang bagus.
Referensi
Siagian, S. (2004). Teori motivasi dan aplikasinya (Cet. ke-3). Jakarta: Rineka Cipta.
Burrhus F. Skinner:
http://peoplelearn.homestead.com/psychlearncontent2c.html
Ivan P. Pavlov:
http://peoplelearn.homestead.com/psychlearncontent2a.html
gambar:
http://www.wellroundedkids.com/store/Behavior/BE%20POLITE%20AND%20KIND.jpg
0 komentar:
Posting Komentar